Ramuan Keharmonisan Guru dan Santri

Oleh: K.H. Syamsul Hadi Abdan

Salah satu faktor keberhasilan para santri dalam proses belajarnya adalah adanya perhatian dari para Ustadz Semakin besar perhatian Ustadz kepada santrinya semakin besar pula kesempatan santri untuk berhasil. Pondok ini selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada para santri dan ustadznya. Dengan sistem asrama seperti ini, sangat memungkinkan bagi ustadz untuk mengawasi para santrinya secara langsung selama dua puluh empat jam. Sehingga perhatian ustadz terhadap anak didiknya tidak tercurah hanya saat di kelas saja, namun sehari penuh, mulai bangun tidur hingga bangun.

Sejak berdirinya, pondok ini dalam mendidik santrinya telah membuat ramuan atau bumbu sehingga hasilnya bisa dilihat dari alumni-alumninya. Salah satu ramuan yang dibuat pondok adalah keliling malam yaitu mengawasi para santri dalam belajar malam. Untuk membuat keharmonisan antara santri dan para guru dalam kehidupan yang berasrama ini, maka sejak dahulu Trimurti mengadakan keliling malam. Terutama pada zaman dulu, yaitu sebelum didirikannya ISID tahun 1963, kegiatan para guru hanya terfokus kepada para santri dalam mendidik dan membinanya. Tetapi setelah tahun itu, mulailah tenaga dan tugas para guru terbagi, yaitu untuk kuliah dan untuk mengajar dan mendidikpara santri. Namun demikian, tetap bahwasanya keliling malam tersebut berjalan dengan lancar seperti biasanya. Bahkan keliling malam itu bukan hanya pada saat mau datang ujian saja, melainkan sejak awal tahun yang mana sejak dimulainya belajar di dalam kelas. Kalaulah para guru tidak sempat datang mengawasi mereka maka mereka akan merasa kangen dengan para santri.

Tetapi walaupun para ustadz juga disibukkan dengan berbagai urusannya, baik pribadi maupun nonpribadi, kegiatan berkeliling mengawasi santri dalam belajar justru akan menjadi wasilah menuju ridha Allah. Karena inilah berkah pondok tercinta. Dengan niat ikhlas Lillahi Ta'ala, dengan niat berjihad di jalan Allah, Allah akan membalas dengan balasan yang setimpal bahkan lebih.

Guru Pondok ini bukan guru kelas melainkan guru materi, sehingga untuk menambah keharmonisan antara santri dan para guru harus ditambah dengan kegiatan yang lain seperti memanggil santri, keliling malam dan lain sebagainya. Dan perlu diketahui bahwasannya itulah yang menjadi faktor kuatnya hubungan antara kyai dan para murid.

Para Trimurtipun tetap mengontrol keliling malam walaupun diusianya yang sudah tua, bahkan beliau pernah memberikan kopi kepada santri yang ngantuk ketika belajar malam. Kalaulah beliau berhalangan hadir dikelas, paling tidak ia meletakkan pecinya dan kemudian datang lagi.

Harga guru yang hanya lewat depan kelas saja sudah berbeda dengan guru yang tidak hadir sama sekali. Karena keberadaan guru dihadapan para santri sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi belajar mereka.

Maka janganlah sunnah ini yang telah berjalan lama ditinggalkan K.H.Imam Zarkasyi mengatakan "Pondok ini dengan melaksanakan apa yang ada sekarang sudali cukup meskipun dengan tidak menambah apa yang belum ada".

Hendaknya apa yang telah dilaksanakan Trimurti kita lanjutkan sebagai ramuan yang akan menambah kematangan dalam menggodok para santri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar