By oky rachmatulloh - Kemarin pada pertemuan PASKAS se-Madiun raya, ada sebuah perkataan yang membuat Saya tersentak. Ketika komandan PASKAS Jogja menyatakan, bahwa banyaknya donatur, tonase beras, bahkan kesejahteraan kita sama sekali rasanya tidak berhubungan dengan hasil kerja keras kita! Bukan dengan aktifnya kita promo di media, bukan dengan banyaknya flyer yang kita sebarkan, bukan karena banyaknya orang yang kita hubungi, tapi lebih kepada bagaimana tahajud kita, bagaimana puasa sunnah kita, bagaimana mengaji kita, bagaimana kita menolong orang lain, entah orang itu jadi donatur kita atau bukan. Soal laris ya dagangan kita, banyaknya orang berdonasi, lembaga kita semakin dikenal orang, itu semua hanya bonus dari Allah, ganjaran aslinya kelak ketika kita bisa bertemu Allah dan Nabi Muhammad Saw di Surga.
Tiga tahun lalu saya baru saja memberi khutbah nikah di kecamatan Ngrayun Ponorogo, pulangnya saya diberikan tumpangan oleh Bu Syukri, bu Nyai Gontor yang juga ikut diundang di acara itu. Diperjalanan, Bu Syukri kemudian bertanya tentang keadaan saya, sakit yang saya derita, sampai sejauh mana pengobatan yang saya lakukan. sampai beliau sendiri akhirnya membuka pembicaraan tentang bagaimana kondisi Kyai Syukri ketika sebelum sakit :
"Kamu tahu kenapa pak Syukri itu hampir tidak mau saya temani kalau jalan pagi? Kamu ndak pernah melihat Pak Syukri jalan-jalan pagi saya dampingi kan? Karena beliau melarang saya, alasannya katanya saya nanti pasti ganggu, kalau nggak ngajak omong pasti ganggu yang lain. Beliau mau baca al-fatehah sebanyak 360 ( pastinya saya lupa) Kali setiap perjalanan pagi beliau, dan beliau baru akan berhenti jalan-jalan pagi kalau sudah membaca alfatehah sebanyak itu... "
Saya tercekat, Kyak Syukri yang selama ini dipersepsikan bukan "seperti" Kyai pada umumnya itu, ternyata seperti itu "Ridyadloh"nya. Membaca Al-fatehah sebanyak 360 kali, itu bukan perlu waktu sebentar, setidaknya satu sampai dua jam. Dan itu beliau habiskan untuk membaca Alfatehah sebanyak 360 kali. Di saat kita melihat Kyai Syukri hanya sekedar berjalan-jalan dengan waktu susah ditentukan, ternyata ini yang beliau lakukan, Masya Allah...
Dulu di zaman Kyai Zarkasyi masih ada, ada berita yang hari itu diupload oleh alumni Gontor yang dulu pernah diajar langsung oleh beliau. Menyatakan bahwa beliau "Riyadloh"nya adalah sholat di setiap jengkal tanah Gontor. Setiap malam dalam tahajudnya beliau berganti tempat, seluruh jengkal tanah Gontor ini pernah di gunakan beliau dalam sholat malam. Kyai Hasan juga begitu, dulu pas pembangunan gedung Aligarh, beliau hampir setiap hari mengelilingi gedung yang akan dibangun itu sambil menghafalkan Al-Qur'an. Macam-macam Ridyadlhoh para Kyai itu, ada yang puasa, sholat, membaca Al-fatehah, Menghafal Al-Qur'an, yang jelas Tujuannya adalah semoga gusti Allah menjaga pesantren mereka dari segala gangguan dan marabahaya. Apapun itu bentuknya, tapi kebanyakan memang tidak diketahui para santri. Sebagaimana pesan nabi, agar para kyai itu beramal tanpa diketahui orang lain.
Bagi kita para alumni pesantren, mendengar hal-hal di atas sama sekali bukan hal yang terlalu mengejutkan. Pesantren hakekatnya adalah Milik Allah Swt, dia diliputi keikhlasan, dalam hamparan doa dan Riyadoh para Kyai. Tapi bagi orang-orang yang belum pernah mengenal dunia pesantren, hal ini bisa jadi mengundang tanya, Kok mau-maunya Kyai melakukan itu? moso kyai itu mau melakukannya? moso seluruh tanah Gontor di kelilingi? Moso puasa daud sepanjag tahun? moso ngafal Qur'an sambil keliling gedung, kaya ga ada tempat lain saja. Dan pertanyaan lainnya. Maka jawaban yang pas untuk melihat hal itu adalah, rasakanlah dan masukilah ke dalam dunia pesantren, maka kita akan melihat, betapa Allah sayang kepada Pesantren ini, keturunan para Kyai, dan keluraga besar pesantren.
Jadi jika kita ingin donatur kita banyak atau santri di sekolah kita banyak tentu saja yang harus kita lakukan adalah memperbaiki kualitas hubungan kita dengan Allah. Bukan sekedar memperbaiki Flayer memperbanyak promo dan semacamnya. Tapi bonus itu akan kita dapat jika kita memperbaiki kualitas hubungan kita dengan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar