Disadur dari Buku Panduan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-'Arsy Pondok Modern Darussalam Gontor 1443 H/2022M
BAB 1: KHUTBATU-L-IFTITAH
B. Pondok
Riwayat Apa Yang Dinamakan "Pondok"
Menurut riwayat: Mula-mula ada seorang Kyai, kemudian datang beberapa santri yang ingin mengecam (belajar) ilmu pengetahuan dari Kyai tadi. Semakin hari semakin banyak santri yang datang akhirnya tak dapat lagilah mereka tinggal di rumah Kyai itu, sehingga timbul inisiatif untuk mendirikan Pondok-pondok atau kombongan atau dangau disekitar masjid dan disekitar rumah Kyai itu tadi.
Jadi yang membuat Pondok itu ialah Santri-santri. Bukan Kyai yang mendirikan, bukan kyai yang membuat. Kalau buat pondok (bangunan) dulu, lantas pasang advertasi/iklan cari murid itu namanya HOTEL yang cari-cari penumpang/penghuni.
Hotel disewakan, penghuni membayar sewanya, sesudah itu berhak tinggal seenaknya. Dan terkadang kalu kotor lantas panggil pelayannya untuk membersihkannya.
Pondok Bukan Hotel
Pondok bukan hotel. Karena pondok kepunyaan bersama tidak berarti lantas boleh dibagi, masing-masing mengambil yang dimauinya, tidak!. Setiap datang pelajar baru, berarti bertambah satu orang anggota, yang turut serta bertanggung jawab terhadap keberesan pondok itu, hanya sebagai iuran (urusan pondok/sekolah) bukan berarti sewa atau upah.
Dan dengan uang itulah kita gunakan untuk kepentingan dalam pondok, seperti memperbaiki pondok-pondok yang telah didirikan oleh kakak-kakak dan santri terdahulu itulah Self berdruifing system namanya, sama-sama membayar iuran, sama sama dipakai. Pendidikan Pondok
Ajaran atau didikan yang utama didalam pondok/pesantren ialah (1) dalam Bahasa belanda Zelp Help, tidak menggantungkan diri kepada orang lain. Dengan kata - kata lain, belajar mencukupi atau menolong diri sendiri.
Pemuda-pemuda yang terdidik menolong diri sendiri, dapat menghadapi masa depan dengan penuh harapan, jalan hidup terbentang luas dimukanya. Seballiknya, pemuda yang tidak percaya kepada dirinya, dia dan ragu-ragu, serta tidak akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, sedang diri sendiri tidak percaya kepada dirinya. senantiasa was-was.
Pondok adalah tempat berlatih agar menjadi orang yang suka pandai menolong, bukan hanya selalu minta tolong. Maka dari itu disini dilatih mengurus diri sendiri pegang keuangan sendiri, cuci sendiri, tanggung jawab kamar dan alat-alatnya sendiri.
Dengan didikan yang beginilah didikan yang terkemuka, seperti Dr. Sutomo, Dr. Ki Hajar Dewantara, sangat mementingkan didikan pondok. Dan didikan ini pulalah uang ditampakan oleh bapak-bapk kira kepada kita sekalian, agar kia menjadi orang yang dapat menolong diri sendiri, buka selalu menggantungkan diri kepada orang lain.
Selain itu, Pondok juga berisi didikan kebebasan. Tetapi Pondokpondok yang dulu-dulu terasa bebas, sehingga tidak ada pengawasan dan tidak ada peringatan. Dengan demikian, akhirnya santri santri itu terlalu bebas.
Dengan tidak adanya pengawasan, belajarnya pun seenaknya pula, sehingga waktu uang terpakai tidak seimbang denga ilmu yang didapat. Dan memang pemuda kita belum boleh terus diberi kebebasan yang terlalu luas. Akhirnya pemuda yang begini ini, hidupnya terbiasa diperintah ol eh orang lain, hanya selalu menuruti alat uang mati, tidak dinamis, tidak ada inisiatif. Jiwanya tidak hidup, tidak ada semangat, hanya selalu menjadi alat orang lain tidak bekerja kalau tidak ada perintah. Bukan Internaat Atau Indekost.
Pondok Modern Gontor dibuat pertengahan, tidak terlalu bebas dan tidak terlalu sempit, jadi para siswa masih mendapat kebebasan seluas mungkin, dalam batas batas yang tidak membahayakan pendidikan dan ada disipilin antara para siswa sendiri yang dijalankan dengan penuh kesadaran tidak ada paksaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar