MASUK GONTOR ITU MURAH! ... BENARKAH?

Ditulis oleh: Pramono, Walsantor 2016 - sekarang, tinggal di Semarang

Mulai dulu sampai sekarang saya termasuk salah satu walsantor yang kurang nyaman saat membaca tulisan atau mendengar ada yang bilang Masuk Gontor itu Murah ... kesannya bagaimana gitu.

Sebelum lanjut, tulisan pendek ini sama sekali tidak bermaksud mengundang "respons lebay", bahwa mondokkan anak itu jangan itung-itungan lah, harus tulus lah, ikhlas lah, selalu akan ada rezekinya lah ... bla bla bla. Semua orang tua yang akan dan sudah mondokkan anak, InsyaAllah terlalu amat sangat paham tentang hal itu.

Tulisan pendek ini hanya sebagai pengingat, sungguh ni'mat yang Allah berikan itu tak terhingga. Barangkali banyak di antara calon walsantor/walsantor, termasuk saya, mondokkan anak itu hanya bermodalkan dua hal, yaitu QS An-Nisa : 9 dan doa Bismillaahi tawakkaltu 'alallaah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Kalau dipikir kok bisa ya, kok mampu ya ... darimana kemampuan itu berasal ?

Jika kamu menghitung ni'mat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (An-Nahl :18).

Mari kita lihat Komponen INVESTASI pendidikan anak di Gontor ...saya lebih menyukai istilah investasi, bukan biaya: 

  1. Dana Pendidikan itu sendiri yang meliputi dana Pendaftaran dan Daftar Ulang. Komponen ini dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat.
  2. Dana Pendukung Pendidikan, terdiri dari buku, seragam dan sepatu resmi/harian pondok, perlengkapan harian di hujrah, dan lain-lain.
  3. Dana SPP dan Asrama bulanan.
  4. Tabungan dan logistik bulanan anak.
  5. Transportasi, akomodasi, dan konsumsi saat orang tua berada di pondok (mendaftar atau mudifah).
  6. Dana untuk hal tidak terduga.
Sekarang kita lihat poin 1. Model uang pendaftaran setahu saya secara garis besar ada dua.  

Pertama, dibebankan sekaligus di awal saat anak mendaftar sampai lulus; dan Kedua, dibebankan di awal saat anak mendaftar dan setiap awal tahun ajaran dalam bentuk Daftar Ulang (DU) sampai anak lulus. Gontor menggunakan model yang kedua. 

Contoh perbandingan keduanya sebagai berikut :

Model pertama, Uang Pendaftaran di awal sebesar Rp 25 juta atau Rp 35 juta (bahkan ada yang lebih besar) ... tapi setelah itu orang tua tidak dibebani lagi DU sampai anak lulus, hanya membayar uang bulanan.

Model kedua, Uang Pendaftaran di awal sebesar Rp 7 juta ... kemudian setiap awal tahun membayar DU rata-rata Rp 5.5 juta. Jadi Kelas Reguler x 5 tahun = Rp 34.5 juta dan Kelas Intensive x 3 tahun = Rp 23.5 juta (kalkulasi mengabaikan jika tidak naik kelas).

Mencermati perbandingan model pertama dan kedua di atas, terlihat Kearifan Gontor. Gontor bijaksana dan sangat memahami tidak semua orang tua mampu membayar uang pendaftaran besar sekaligus di awal. Melalui model kedua tersebut, banyak orang tua sangat terbantu bisa mendidik anaknya di Gontor

Lanjut poin 2, kisaran dana yang mesti disiapkan Rp 1 juta sampai Rp 3 juta ... tergantung pilihan personal masing-masing. Ada kemungkinan beberapa item yang akan berulang pengeluarannya sampai anak lulus, contoh paling nyata buku dan sepatu.

Lanjut poin 3, besarannya berbeda antar kampus, antara Rp 800 ribu - Rp 850 ribu per bulan atau Rp 9.6 juta - Rp 10.2 juta per tahun.

Lanjut poin 4, besaran tabungan santri berbeda antar personal, kisarannya Rp 250 ribu - Rp 500 ribu/bulan. Logistik anak yang meliputi minuman dan makanan ringan, plus kebutuhan toiletris kisarannya juga Rp 250 ribu - Rp 500 ribu/bulan. Jadi totalnya Rp 500 ribu - Rp 1 juta/bulan atau Rp 6 juta - Rp 12 juta per tahun.

Bagaimana poin 5, pengeluaran transportasi, akomodasi, dan konsumsi antar orang tua saat pendaftaran dan atau mudifah sangat bervariasi ... antara Rp 1 juta s/d Rp 8 juta. Tergantung pada domisili orang tua, berapa kali selama satu tahun melakukan mudifah dan "gaya hidup" selama berada di pondok.

Terakhir poin 6, ini pun dipersiapkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tak terduga, contoh kacamata rusak, besarannya Rp 300 ribu - Rp 500 ribu (situasional).

Keenam poin di atas sama sekali belum memasukkan *"Drama Costs"* yang kerap muncul supaya anak/orang tua tetap istiqomah dalam perjuangan saat akan mondok dan selama berada di pondok. Pikiran, emosi, energi, waktu, dan hal lain yang dicurahkan seringkali tidak bisa dan tidak ada kalkulasinya.

Bagaimana jika memiliki 2 anak di pondok, bahkan lebih ? Ya silakan dikalkulasi sendiri lah 🫣😅

Berdasarkan uraian di atas sudah tepatkah kalimat "Masuk Gontor itu Murah!" ... sungguh saya pribadi lebih suka menggunakan kalimat Investasi Pendidikan Anak di Gontor itu Sangat Kompetitif!.

Tentu mengatakan kompetitif tersebut harus ada perbandingannya dengan sekolah/pondok lain ... dan itu bukan hal yang sulit mencarinya di jaman sekarang.

Terkait uang bulanan di Gontor top markotop dach ... dijamin!. Rasanya gak mungkin sekompetitif itu kalau Gontor tidak berhasil membangun kemandirian melalui unit-unit usahanya untuk memenuhi kebutuhan santri/wati di pondok.

Saat ditanya berapa biaya masuk Gontor? ... saya selalu menjelaskan terlebih dahulu keenam poin di atas. Selanjutnya saya bilang untuk kenyamanan orang tua dan anak, siapkan dana sekitar Rp 15 juta saat pertama kali mendaftarkan anak ke Gontor.

Bersyukur kepada Allah yang sudah memberikan jalan bagi putra dan putri kita mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor ... semoga selalu istiqomah, dimudahkan memenuhi kebutuhan mereka sampai lulus dengan (harapan) predikat Mumtaz.

Uang yang kita peroleh dari Allah ... dan dikembalikan kepada Allah dalam bentuk GENERASI PENERUS SUJUD kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar