Kesembuhan Sang Buah Hati

Dengan lahap semua makanan itu ditelannya, semua keinginan dia terpenuhi, maklum dia anak yang amat disayang

12 tahun kemudian anak divonis mengidap penyakit yang mematikan, dan harus menjalankan operasi pengangkatan sakit tersebut.

Orang tua sang anak bingung, mengapa anaknya bisa sakit demikian, bila beliau introspeksi diri pastilah dia mengetahui, bahwa salah satu penyebabnya adalah memanjakan anak, dengan menuruti semua yang diinginkannya, tanpa memilah milih mana yang baik mana yang buruk, tidak tega mendengar tangisan sang anak, ternyata itulah yang menjerumuskan anak kepada kematian yang mengerikan.

Pada akhirnya orang tua berusaha ikhlas, dan menyerahkan Sang anak kepada dokter yang terbaik sebesar apapun biayanya yang terpenting sang anak sembuh dari sakitnya.

Ternyata tidak banyak ditemukan Dokter terbaik itu, harus melalui seleksi ketat untuk dapat menjadi pasiennya, dan aturan yang luar biasa banyaknya, sang anak dipanggil orang tua pun demikian di pahami, sampai semuanya menyatakan kesiapannya, maka dijalanilah seleksi, untuk bisa menjalani program penyembuhan ala sang dokter.

Alhamdulillah anaknya diterima dan dokter menyanggupi untuk berusaha menyembuhkannya, dengan syarat tetap pada aturan sang dokter.

Efouria kebahagiaan terpancar dari orang tua yang amat mencintai sang anak, dan berharap anak akan mendapatkan kehidupannya kembali yang lebih sehat lagi.

Dilakukanlah proses operasi pengangkatan penyakit untuk pertama kalinya, orang tua hanya boleh berada jauh dari ruang operasi.

Membayangkan jarum suntik menyuntikan lengan kecilnya, membuat orang tua menangis, membayangkan sayatan sayatan ditubuh ringkihnya, membuat orang tua meleleh tak kuasa, tinggal dua pilihan bagi sang orang tua.

Menyerahkan sepenuhnya kepada sang dokter atau karena tidak kuasa membayangkan sakitnya disayat maka anak akan kembali diambil, walau dia akan mati dengan sendirinya di tangan sang orang tua.

Setelah menjalankan operasi yang menyakitkan, ternyata masih ada masa kritis yang harus dilewati sang anak selama 3 bulan, sang dokter menyarankan agar anak tidak perlu dijenguk terlebih dahulu, karena masa ini adalah masa kritis, ketahanan tubuh anak masih sangat lemah, rentan diserang virus yang tak sengaja melekat pada tubuh kita saat menjenguk.

Dokter pun menyarankan semua alat alat yang terpasang di tubuh anak, untuk tidak perlu diganggu apalagi dicabut, karena akan fatal akibatnya, namun terkadang orang tua tidak tega melihat selang yang berada di hidung sang anak, impus yang ada di lengannya dan lain sebagainya yang membuat anak menderita dalam versi orang tua.

Bahkan dokter menyarakan biarkan anak bertahan dengan diri dia sendiri, biarkan dia melawan agar terbentuk imun yang kuat dalam dirinya, itu semua akan berguna baginya

Orang tua tidak perlu memikirkan makan apa dia, bagaimana mandinya, bagaimana prosesnya dan tidak perlu mengirimkan makanan apapun dan kebutuhan apapun, karena sesungguhnya yang paling tau kondisi pasien saat ini adalah sang dokter beserta seluruh timnya

Orang tua masih saja cemas, dan akhirnya berusaha menyelundupkan makanan kesukaan anak mainan anak dan lain sebagainya, sedang dia lupa barang barang itulah yang menyebabkan anak tersayangnya harus melalui proses paling menyakitkan ini yaitu operasi 😔😔😔  

Dengan alasan sayalah dokter orang tuanya, sayalah dokter yang paling tau bagaimana anak saya, dengan alasan bagaimana dokter tau persis pasien pasien ini sedangkan dokter harus merawat sekian banyak pasien

Sang ibu lupa bahwa sejak awal dokter, anak dan orang tua sudah melewati kesepakatan untuk tidak ikut campur tentang penanganan anaknya, dan dia lupa dialah penyebab ini semua, karena ke sok Tahuan orang tuanya sang anak seperti ini saat ini

Orang tua pun lupa bila dialah yang datang kepada sang dokter, dengan penuh kepercayaan namun di akhir dialah yang pertama meragukan kemampuan dokter dalam mengobati anaknya

=====================

Ini hanya analogi sederhana tentang anak anak ayah bunda yang saat ini di pesantren

Yuk jangan setengah setengah, buktikan bila ayah bunda percaya, maka percayalah sepenuhnya

Jangan terpengaruh dengan jeritan anak saat disuntiik, karena yakinlah setelah disuntik itu akan ada kebaikan bagi dirinya

Jangan terpengaruh karena rengekan anak kita karena tidak bisa makan makanan rumah sakit, karena memang makanan itulah sebenarnya yang dia butuhkan itu semua salah kita karena kita tidak membiasakan hidup sehat pada anak kita

Jangan sibuk Bun mengirim ini dan itu untuk kebutuhan anak kita, karena rumah sakit besar semua sudah ada di dalam tinggal kita arahkan saja dan dokter profesional akan lebih tanggap menangani hal hal tersebut

Semoga anak kita mampu menjalankan masa kritis ini dan kembali sehat Aamien Allahumm Aamien

Hormat Kami
Agususanto

Anak Yang Pernah Menjalani Operasi Kehidupan
Semarang 16 Juni 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar