Disari dari Buku Ke Gontor Apa Yang Kau Cari
Tim Penyusun IKPM Cab. Surabaya
Pondok lebih mementingkan pendidikan dibanding pengajaran. Pendidikan di Pondok Modern Gontor memiliki tujuan yang jelas, yaitu:
1. Kemasyarakatan.
2. Hidup Sederhana.
3. Tidak Berpartai.
4. Tujuan utamanya adalah ibadah thalabul ilmi, bukan menjadi pegawai.
Hidup Sederhana
Mengingat beberapa faktor pendidikan jasmani dan rohani, maka penting sekali dibiasakan untuk hidup sederhana. Semua harus kita laksanakan secara sederhana tanpa mengurangi kualitas kesehatan, baik makan, tidur, berpakaian, maupun rekreasi.
Sederhana adalah pokok keberuntungan. Ia dapat memudahkan kehidupan yang jujur dan bersih. Sebaliknya, mewah tidak mengenal batas, mudah terpengaruh oleh ajakan setan dan Iblis yang selalu mengajak ke jalan kejahatan dan menyebabkan mudah lupa kepada kemanusiaan, tanggung jawab, dan rasa syukur.
Biasa hidup sederhana niscaya akan hidup bahagia dan dapat menghadapi hidup dengan kepala tegak, kesanggupan, dan tidak cemas atau takut akan bayangan masa depan. Hidup sederhana bukan menunjukkan kemiskinan. Sederhana bukan berarti miskin. Hidup mewah bukan berarti hidup tidak bermanfaat. Kemewahan bukan kehormatan bahkan mungkin sebaliknya.
Kesederhanaan tersebut antara lain:
URUSAN MAKANAN
Di pondok pesantren, makan dengan antre merupakan hal yang biasa, membawa piring, mencuci, dan menyimpan sendiri. Keadaan seperti ini mengingatkan orang yang sedang berlayar di atas kapal. Dikatakan demikian karena ada beberapa alasan: belum ada ruang makan, tidak selamanya anak serentak dan makan bersama, pertanggungjawaban perkakas dapur dapat diatasi sendiri, mendidik anak-anak agar tidak merasa malu atau rendah diri karena mengerjakan sesuatu yang remeh.
Nasi yang disediakan bukan nasi putih karena menurut kesehatan nasi putih kurang mengandung vitamin sedangkan vitamin berguna bagi kesehatan tubuh. Untuk lauk pauknya diusahakan menyediakan sayur-sayuran yang mengandung kalori. Kadang diselingi daging sesekali, satu kali atau dua kali seminggu. Pertumbuhan dan kesehatan santri diperhatikan dengan menyediakan menu setiap harinya.
Ini tidak dapat dipungkiri karena dari badan yang sehat akan memancarkan pikiran yang sehat. Pertumbuhan jasmani yang baik akan menimbulkan pertumbuhan rohani yang pesat.
Jadi, yang dicari bukan lezatnya makanan yang akan menjamin kesehatan, tetapi kemanfaatan dan keberkahan makanan yang dapat menghasilkan keuntungan dan kebahagiaan jiwa dan raga.
URUSAN MANDI
Ketika pondok belum memiliki kamar mandi toilet yang mencukupi untuk melayani anak-anak yang banyak sehingga harus antre. Untuk mendapatkan antrean pertama, santri harus bangun pagi-pagi. Bangun terlambat akibatnya akan ketinggalan.
URUSAN PAKAIAN
Pakaian yang dipakai di pondok pesantren harus sederhana. Biar lama yang penting bersih. Tidak mengapa memakai pakaian yang bertambal, asal sopan. Tidak usah memakai pakaian yang model-model. Memakai pakaian model Nepoleon akan ditertawakan orang. Pakaian model cowboy tidak pantas dipakai. Kita hidup di zaman modern, kenapa harus kembali ke zaman Nepoleon.
Sebagai pemuda Islam harus tahu batas dan aturan berpakaian. Harus memiliki perasaan dan kesopanan yang dapat dibanggakan oleh bangsa dan umat. Pakaian ketat tidak menunjukkan keluhuran dan ketinggian adab, bahkan sebaliknya. Ini seharusnya dihilangkan dari pondok karena menunjukkan kemunduran budi dan kerendahan pekerti.
Jelaslah sekarang bahwa landasan pendidikan di pondok pesantren adalah kemasyarakatan berdasarkan kesederhanaan. Itulah pendidikan yang ada di Pondok Modern Gontor. Semua santri dilatih dan berlatih memperhatikan dan mengerjakan hal-hal yang akan dialami di masyarakat kelak.
Semua santri dididik agar masing-masing memiliki rasa cinta berkorban untuk kepentingan masyarakat, khususnya masyarakat Islam. Berkurangnya rasa berkorban di kalangan umat Islam inilah yang mengakibatkan mundurnya umat Islam di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar